Tuesday 1 May 2012

Yang Harus Kamu Tahu Tentang Syahwat


Hampir 90% rata-rata cowo pernah ngelakuin onani. Dan banyak dari mereka yang kerepotan ngontrol hasrat pengen beronani-ria. Bahkan, onani udah jadi kecanduan tersendiri. Termasuk agan kan ? Ayoo ngaku ayoo ngaku ? :hammer

Oke, sekarang agan berada di thread yang ngebahas seluk beluk onani. Lebih dari itu, Ts juga ngebabarin teknik gimana caranya setahap demi setahap, mengontrol kecanduan onani tersebut.

Inget, ini adalah therapy. Gak ada therapy yang langsung bekerja 5 menit setelah agan baca thread ini. Semua butuh waktu. Agan dituntut kerja cerdas disini. Ingat, bukan kerja keras, tapi kerja cerdas ! Cerdas gimana ? Cerdas mengontrol pikiran, cerdas mengontrol tindakan dan cerdas mengontrol motivasi.

Oke, cekitot gan !

Apa itu onani ? 

Menurut wikipedia onani secara etimologi adalah :

Istilah netral (dalam Bahasa Indonesia) "masturbasi" dipinjam dari Bahasa Inggris,masturbation. Ada dua versi etimologi untuk kata ini. Yang pertama adalah dari kata Bahasa Yunani, mezea (μεζεα, bentuk jamak untuk penis) atau dari gabungan kata Bahasa Latin,manus (tangan) dan turbare (mengganggu). Versi lainnya adalah gabungan dari kata Latinmanus (tangan) dan stuprare (mempermainkan), sehingga berarti "mempermainkan [penis] dengan tangan". Dalam Bahasa Melayu, kegiatan masturbasi dikenal sebagai merancap, namun kata ini dalam penggunaan sehari-hari di Indonesia jarang dipergunakan lagi. Akibat masturbasi dalam kultur Indonesia dianggap tabu dibicarakan secara terbuka, kata-kata kiasan sering dipakai untuk menyebutkan tindakan ini, seperti "mengocok", "main sabun", dan sebagainya.

Kecanduan Onani itu Unik

Berbeda dari kecanduan lainnya, kecanduan onani merupakan kecanduan yang unik. Mengapa? Karena kecanduan ini didasari dari libido/syahwat yang merupakan insting dasar setiap makhluk hidup. 
Pecandu rokok, memang enggak dilahirkan sebagai perokok. Bila mereka ingin keluar dari kecanduan merokok, mereka cukup fokus pada “cara berhenti merokok”

Tapi, agan memiliki syahwat bahkan semenjak kanak-kanak. Onani dipengaruhi oleh syahwat. Bila agan ingin berhenti kecanduan onani, agan bisa bebas dari onani. tapi agan tidak akan bisa menghilangkan syahwat agan. Ya gak enak dong kalo gak isa ngerasain seks.

Apa yang bisa kita pelajari, dari karakteristik syahwat tersebut ?

Seperti anak kecil, syahwat tumbuh bila terus disuapi
Untuk para pecandu, jujur deh! Perhatiin, seberapa besar fantasi seks agan sekarang? Bandingkan perbedaannya, dengan pertamakali agan mulai memasuki dunia hitam ini. 
Dulu, gambar-gambar porno mungkin dapat memenuhi hasrat seks agan. kemudian, gambar-gambar menjadi terasa hambar. Akhirnya agan mulai mencari pelampiasan dengan membaca cerita porno. Kemudian video. Kemudian sex chat. Kemudian phone sex dan seterusnya. 
Tidak jarang, berakhir pada prostitusi dan pelacuran. Bahkan, sudah banyak kasus tentang pencabulan anak gadis oleh ayahnya sendiri. Adik oleh kakaknya sendiri, dll. Semua bersumber dari satu hal, syahwat yang tidak terkontrol.  
Syahwat itu…nikmaaat
Syahwat merupakan kenikmatan. Semua orang sepakat, syahwat adalah kenikmatan duniawi terbesar. Sampai-sampai Imam Hambali, salah satu imam mazhab fiqih, mengakui hal tersebut. Tetapi tetap saja, ketika kenikmatan tersebut diekspolari berlebihan, maka akibatnya akan tidak baik.

Agan membutuhkan syahwat

Syahwat merupakan fitrah manusia. Sekarang bayangkan, apa jadinya ketika manusia tidak diberi syahwat?!  
Mana ada wanita yang mau, repot-repot Sembilan bulan mengandung, kemudian merasakan sakitnya melahirkan?! Seorang ayah pun sama, mana ada lelaki yang mau berangkat pagi buta dan pulang dini hari untuk repot-repot menghidupi anak?!
Seks adalah dorongan bawah sadar, ia mendominasi 88% diri kita
Pikiran kita terdiri dari pikiran sadar dan bawah sadar. Pikiran sadar merupakan pikiran yang mengatur semua yang berhubungan dengan tindakan kesengajaan. Sendangkan pikiran bawah sadar, merupakan tempat emosi, dorongan-dorongan rasa, intuisi, dan lain-lain. Pikiran sadar mempunyai pengaruh 12% dalam kehidupan kita. Sisanya dipegang oleh pikiran bawah sadar, kira-kira, 88%-nya.
dari sini, tindakan yang harus dilakukan adalah mengontrol dan bukan memerangi. 

No comments:

Post a Comment